tokoh
Changpeng “CZ” Zhao, Sosok Penting Dibalik Binance dan BNB
Nama Changpeng Zhao atau lebih dikenal dengan panggilan CZ merupakan salah satu tokoh dalam dunia kripto yang namanya tersorot sebagai pendiri sekaligus CEO Binance.
Bagi sebagian orang, nama Changpeng Zhao mungkin asing di telinga. Namun bagi kalangan investor dan pemain di dunia kripto, CZ adalah sosok yang fenomenal karena mampu melejitkan Binance dalam hitungan minggu.
Forbes mencatatkan kekayaan yang dimiliki CZ per Juni 2021 adalah sebesar US$1,9 miliar. Angka fantastis ini ia dapatkan berkat Binance, bursa pertukaran uang kripto yang ia dirikan pada tahun 2017.
CZ juga dikenal karena kesuksesannya mengembangkan uang digital dalam kurun waktu 180 hari. Siapa sangka, ia mampu meraih kesuksesan itu hanya dari sebuah ruangan sempit.
Sebelum berada ada titik kesuksesannya saat ini, ia bahkan sempat menjual apartemennya di Shanghai. Meskipun ia telah masuk dalam daftar orang kaya baru yang dirilis Forbes, Cia dikenal sebagai sosok yang hidup tanpa memamerkan kemewahan.
Bekerja paruh waktu di McDonald’s
Pria yang lahir di tahun 1977 itu merupakan keturunan China yang lahir dan menikmati masa kanak-kanak di Jiangsu, China.
Terlahir sebagai putra dari seorang profesor di bidang geofisika yang kerap dicap sebagai intelek yang pro borjuis. Bahkan di masa kecilnya, ia harus diasingkan tidak lama setelah ia dilahirkan.
Pada akhir 1980-an, ia dan keluarganya hijrah ke Kanada. Ia pun menghabiskan masa remajanya di sana dengan bekerja paruh waktu di restoran cepat saji terkemuka, Mcdonald’s untuk menambah pundi keuangan keluarganya. Di malam hari, ia juga masih harus bekerja di sebuah pom bensin.
Di bangku perguruan tinggi, ia mempelajari ilmu komputer di Universitas McGill, Montreal sebelum akhirnya pergi ke Tokyo untuk bekerja.
Di Tokyo, ia bekerja di Bursa Efek Tokyo untuk membangun sebuah sistem pencocokkan pesanan perdagangan selama empat tahun.
Tidak berselang lama, ia memutuskan untuk pindah ke New York dan bekerja untuk Bloomberg’s Tradebook. Ia bertugas mengembangkan perangkat lunak perdagangan berjangka.
Atas keahlian yang dimiliki di bidang coding komputer, pada usia 27 tahun ia mendapat tiga kali promosi jabatan hanya dalam kurun waktu dua tahun. Dalam promosi jabatan itu, ia dipercayakan untuk mengelola tim di New Jersey, London dan Tokyo.
Menyadari bahwa dirinya lebih dari sekedar karyawan berbakat di perusahaan ternama itu, pada tahun 2005 memutuskan untuk berhenti bekerja.
Ia kemudian pindah ke Shanghai untuk memulai Fusion Systems, perusahaan yang dikenal membangun sistem perdagangan frekuensi yang tinggi dan tercepat untuk para pialang.
Awal mula memasuki dunia bitcoin
Bekerja untuk Fusion Systems membuatnya bertemu para investor dan pemain di dunia kripto. Dari sanalah awal mulanya mempelajari tentang Bitcoin. Ia juga sering bertemu dengan kedua rekannya yang juga menekuni dunia kripto, Bobby Lee dan Ron Cao.
Kedua rekannya memberitahukan bahwa ia memiliki potensi untuk dapat membangun sebuah startup untuk Bitcoin maupun blockchain.
Demi mendalami apa yang sedang ia tekuni, ia rela menjual apartemennya di Shanghai pada tahun 2014 seharga $1juta untuk belajar dan membeli Bitcoin.
Meskipun Bitcoin yang ia miliki masih merah, namun ia yakin bahwa kripto adalah masa depan.
Dia terus belajar dan masih harus bekerja di OKCoin, sebuah platform untuk perdagangan spot antara uang fiat dan aset digital sebagai Chief Technology Officer selama kurang dari satu tahun.
Di tengah kesibukannya memasuki dunia Bitcoin, ia meluncurkan perusahaan keduanya, Bijie Technology, yang membuat perangkat lunak pertukaran berbasis cloud.
Nantinya, layanan berbasis cloud ini yang akan menjalankan sistem perdagangan dengan kinerja yang tinggi.
Demam Initial Coin Offering (ICO)
Empat tahun berlalu dari awal mula ia masuk ke Bitcoin, pada Juni 2017 ia berdiskusi dengan komunitas kripto Asia, seperti pendiri Neo Da Hongfei dan pendiri Crypto.com di China.
Mereka lebih banyak membahas tentang Initial Coin Offering atau penawaran koin perdana. Dimana sebuah perusahaan rintisan membutuhkan pendanaan dengan menerbitkan koin mereka sendiri.
CZ berpikir bahwa inilah saat yang tepat baginya untuk menerbitkan koin kriptonya sendiri. Tanpa memakan waktu lama, ia membuat white paper dalam bahasa Inggris dan China untuk memaparkan idenya tentang Binance.
Nama yang dia ambil dari kata “Biner” dan “Finance” ini memiliki filosofi untuk menyoroti bahwa di dunia ini terdapat dua jenis mata uang: fiat dan kripto.
Dalam hal ini, ia hanya memiliki fokus untuk menangani perdagangan dan transaksi antar kripto saja. Karena ia menilai bahwa peraturan ketat yang dimiliki uang fiat membuatnya terlambat untuk maju.
Mengutip Decrypt, Changpeng Zhao menuliskan janjinya pada white paper tersebut:
“Dengan bantuan Anda, Binance akan membangun pertukaran kripto kelas dunia, memperkuat masa depan keuangan kripto,” tulisnya.
Token Binance lahir
Orang-orang berbondong membeli token pada Initial Coin Offering atas dasar janji teknologi baru dan revolusioner yang ditawarkannya.
Binance menunjukkan sebuah kerja nyata. Dimana Binance akan melakukan transaksi kripto pertama yang dibangun di atas perangkat lunak pertukaran cloud yang dimilikinya, Bijie Technology.
Hanya dalam waktu dua minggu, Binance berhasil mengumpulkan $15 juta pada 2 Juli yang didapat dari investor yang ramai membeli token sale.
Ia terus membangun Binance bersama 30 karyawannya yang berkantor pada sebuah bangunan kecil.
Investor menaruh harapan tinggi saat membeli koin Binance. Mereka percaya bahwa Binance akan memberikan imbal hasil 5-10 kali lipat.
Namun yang terjadi adalah sebaliknya, saat diluncurkan pada 25 Juli 2017, koin Binance mengalami penurunan nilai sebesar 20 persen.
Saat mengalami tekanan yang cukup tinggi, pada Agustus 2017 Binance kedatangan Yi He yang saat itu berusia 33 tahun. Yi He bergabung dengan Binance sebagai pendiri dan CMO.
Changpeng Zhao dan Yi He saling mengenal saat berada di OKCoin. Yi He memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan CZ untuk terjun ke dunia kripto. Pada hari datangnya Yi He, harga koin BNB kembali terbangun setelah sempat terpuruk.
Harga BNB (nama koin Binance) melesat hingga 1.800 persen dalam dua minggu. Dari $0,13 menjadi $2,45, angka yang cukup fantastis dalam bulan-bulan awal peluncuran koin Binance.
Perjalanan Changpeng Zhao dan Binance dimulai
Di tengah kesibukannya bersama karyawan untuk membangun Binance, desas desus kebijakan pemerintah China yang mulai memperhatikan gerak gerik transaksi kripto membuatnya memutuskan untuk memindahkan kantor Binance.
CZ memutuskan untuk melarikan diri ke Jepang, sebuah negara yang melegalkan kripto pada tahun tersebut.
Ia yakin dengan kemampuan bahasa Jepang yang dimiliki dapat menjadi bekal untuk mengembangkan Binance di sana.
Dari September hingga Desember 2017, harga Bitcoin melesat tajam dari $3.000 menjadi $20.000, kenaikan 570 persen yang mencengangkan.
Di saat orang-orang ramai mengantri masuk bursa, Binance melihat peluang yang tinggi. Bahkan CZ mengaku sempat kewalahan dengan antrian panjang orang-orang untuk masuk ke Binance.
Pada puncaknya, volume transaksi perdagangan harian di semua bursa dan koin mencapai $60 miliar, dan Binance memecahkan rekor dengan melakukan transaksi $10 miliar diantaranya.
Di saat bumi terus berputar dan Binance harus menemui masalahnya. Pada Maret 2018, peretas membuat iklan Google palsu untuk mengelabui pengguna agar memasukkan detail login Binance dan peretas berhasil menguras koin mereka.
Tim Binance bergerak cepat dan mampu menghentikan peretasan tersebut. Meski pada akhirnya tidak ada uang yang hilang, namun kejadian ini membuat reputasi Binance turun.
Tidak berhenti di situ, Binance kembali diserang oleh peretas pada Mei 2019. Peretas melakukan phising dan melakukan penarikan 7.000 Bitcoin dari dompet Binance.
Dalam perjalanan panjang Changpeng Zhao dan Binance, saat ini Binance mampu memproses hingga 1,4 juta transaksi saat ramai.
Bahkan Forbes juga mencatat bahwa Binance sempat memproses 3,5 miliar transaksi pada Januari lalu. Bahkan Binance mampu menarik 6 juta pengguna per detik.
Meski sempat terdepak dari daftar orang terkaya di dunia, CZ kembali mencatatkan namanya di peringkat 1.664 orang terkaya di dunia dan urutan ke-216 di China.
Forbes menyebut CZ sebagai seorang pria yang menjadi persilangan antara Mark Zuckerberg dan Steve Jobs. Dimana ia selalu berpenampilan sederhana dengan hoodie hitam dan kacamata seperti seorang kutu buku.